Biar Bertahan, Kita Perlu “Jalan-Jalan”
Coba apa yang ada di pikiran kalian ketika mendengar kata jalan? Mungkin kerusakan, cara, atau mungkin menambahkan satu kata berulang di belakangnya. Memang fungsi katanya berubah, dari kata benda menjadi kata kerja. Termasuk untuk saya sebagai pelaku di industri media, ternyata “jalan-jalan” adalah hal yang mandatory untuk dilakukan.
Di era popularitasnya blog, ada istilah blogwalking. Sesuai namanya, aktivitas ini adalah “jalan-jalan” dengan tujuan meningkatkan kunjungan laman. Karenanya ketika memasukkan kata blogwalking di mesin pencarian, maka yang paling banyak muncul adalah para penyedia hosting situs.
Nah, setelah belasan tahun ada di industri media dan selingkar wilayahnya, ada banyak hal yang didapat dengan frekuensi “jalan-jalan” yang makin intens.
Kendaraan untuk Menapaki Zaman
Suatu kali saya pernah menulis soal apakah untuk menjadi “seseorang” kita harus jago? Salah satu cara yang selalu saya terapkan adalah bagaimana menjaga relevansi. Karena yakin untuk bisa “memuntahkan” kita harus mempunyai banyak asupan.
Saya menemukan The Lazy Monday (TLM) di tahun 2016. Kala itu, saya adalah Pemimpin Redaksi Tech in Asia Indonesia dan pergeseran tren media sudah terjadi berkali-kali. Dari mulai senjakala media cetak yang membuat banyak media cetak khususnya franchise, akhirnya harus gulung tikar. Sebutlah Gramedia Majalah yang harus menutup mayoritas majalahnya, juga MRA Media yang sempat memberikan kesempatan saya menjadi Redaktur Pelaksana trax , selain tentunya media-media dengan niche spesifik seperti T3 & PC Gamer Indonesia yang juga sempat menjadi tempat saya berlabuh.
Media daring digadang-gadang menjadi tren baru. Tapi ternyata tidak berhenti di situ. Time span pengonsumsi informasi terus tergerus. Berganti dengan meledaknya news aggregator seperti BaBe (Baca Berita), Kurio, dan banyak lagi lainnya. Ternyata umur mereka juga tidak panjang. Berganti dengan new media setelah raksasa platform seperti Facebook dan keluarga besarnya termasuk Instagram juga bergumul di ranah agregator informasi.
Tanpa pertemuan dengan The Lazy Monday yang saya dapat dari “jalan-jalan”, mungkin saya sebagai nakhoda media waktu itu akan terlambat berstrategi dalam menangani media. Di sisi lain, saya juga memiliki keyakinan bila new media akan membesar dan makin menggelegar.
“Jalan-Jalan”, Pertemanan, dan Cuan
Rasanya terlalu naif bila eksistensi tidak berhubungan dengan percuanan. Tapi nyatanya demikian. Di era new media saya mengembangkan siniar atau podcast bersama Tech in Asia Indonesia dan menjadikan saya bisa sampai ke perjalanan hari ini. Di waktu yang bersamaan, saya menemukan The Lazy Monday membuat gebrakan dengan podcast gaming mereka ketika media konvensional lain masih berkutat dengan upaya meningkatkan traffic, atau bahkan merutuki kenyataan kalau sudah tak lagi zaman.
Apakah new media langsung mendulang uang? Tentu tidak. Lagi-lagi kilas balik berdarah-darahnya The Lazy Monday di awal-awal perjalanannya juga hampir membuat dua co-founder-nya Aldo dan Soni mual-mual. Tapi strategi mereka menggabungkan video game dan hardware yang menjadi jualannya media game konvensional berhasil membuat TLM tidak jadi kena mental.
Saya masih teringat ketika pertama kali menemani tim The Lazy Monday untuk bertemu dengan sebuah brand yang sedang masuk ke ranah gaming peripheral. Sampai akhirnya berlanjut ke brand-brand lain yang masuk dan terus membesar sampai hari ini.
Tanpa “jalan-jalan”, rasanya akan sulit untuk mewujudkan seri podcast “Detective Aldo” juga “Nyi Putut” yang kalau kita telisik lagi adalah versi new media dari majalah film seperti Cinemags).
Nah, yang terbaru hasil jalan-jalan saya adalah menemukan Buildinblue. Penyegaran sekali di tengah hujan new media. Episode podcast pertama mereka baru saja tayang. Kamu sudah dengar belum? Langsung meluncur yuk!.